Haloo! Balik lagi hari selasa, kita ngomongin serba-serbi rumah deh.
Sebagai istri juga menteri keuangan keluarga, pastinya kita akan menimbang-nimbang sebelum memutuskan membeli properti.
Ketika saya dan mamas merencanakan membeli rumah, kami sempat bingung memilih tipe properti apa yang paling pas untuk jadi rumah pertama. Sama aja sih galaunya kayak pengantin baru lainnya, cuma punya dana terbatas, tapi pengen punya tempat tinggal.
Sebagai istri juga menteri keuangan keluarga, pastinya kita akan menimbang-nimbang sebelum memutuskan membeli properti.
Ketika saya dan mamas merencanakan membeli rumah, kami sempat bingung memilih tipe properti apa yang paling pas untuk jadi rumah pertama. Sama aja sih galaunya kayak pengantin baru lainnya, cuma punya dana terbatas, tapi pengen punya tempat tinggal.
Dalam masa pencarian tersebut, kami sempat tertarik untuk membeli unit apartemen di Jakarta. Apalagi tergiur dengan harga yang murah dan lokasi yang masih di Jakarta. Heyaaa.. bisa jadi investasi yang menjanjikan, kan??
Kenapa pada awalnya memilih apartemen?
Awalnya kami tertarik untuk membeli apartemen, karena harganya murah (masih 100 jutaan buk!), udah gitu lokasinya juga di tengah-tengah daerah yang pres.... press... prestisius. *blah!* *belibet ngomongnya*
Intinya, lokasinya dekat dengan stasiun, dekat dengan jalan tol, dekat dengan keramaian, mall, kawasan bisnis juga perkantoran.
Intinya, lokasinya dekat dengan stasiun, dekat dengan jalan tol, dekat dengan keramaian, mall, kawasan bisnis juga perkantoran.
Ngebayanginnya aja udah enak banget, yaa. Mau ke kantor deket, fasilitas umum juga sudah tersedia, bahkan lengkap dengan fasilitas baby daycare, solusi emak-emak bekerja seperti saya. hehehe.
Selain itu, apartemen bisa menjadi investasi yang lumayan cepat, apalagi harganya lebih murah dibandingkan dengan rumah tapak (landed) di sekitarnya.
Tapiiiii..........., ketika kami mendatangi marketing galery salah satu proyek apartemen di Jakarta. Ternyata proses pemasangan tiang pancang, baru akan dilakukan pada tahun 2019, dan unit dapat ditempati tahun 2021.
Whaaaat??
No!
Whaaaat??
No!
Makasih dah, kayaknya masih lama banget. Padahal saya dan mamas udah ngebet untuk punya tempat tinggal sendiri.
Apalagi setelah saya tanya-tanya mbah google, ternyata banyak keluhan penghuni apartemen yang ramai di medsos, seperti pengelola yang kurang tanggap terhadap komplain penghuni, masalah parkir, dan kasus kriminal.
Selain itu kepemilikan/surat-surat yang kurang jelas hukumnya, dan status surat HGB (Hak Guna Bangun) yang jangka waktunya hanya 20 tahun, dengan perpanjangan maksimal 10 tahun.
Yah, walaupun masih banyak apartemen yang pengelolaanya bagus sih. Tapi, dari pertimbangan-pertimbangan itu, saya dan mamas akhirnya memutuskan untuk membeli rumah tapak, yang lebih cepat realisasinya.
Selain itu kepemilikan/surat-surat yang kurang jelas hukumnya, dan status surat HGB (Hak Guna Bangun) yang jangka waktunya hanya 20 tahun, dengan perpanjangan maksimal 10 tahun.
Yah, walaupun masih banyak apartemen yang pengelolaanya bagus sih. Tapi, dari pertimbangan-pertimbangan itu, saya dan mamas akhirnya memutuskan untuk membeli rumah tapak, yang lebih cepat realisasinya.
Kenapa memilih rumah tapak?
Alasan pertama, tentu saja karena lebih cepat realisasinya. (maklum udah ngebet banget) Proyek pembangunan perumahan kami, akan selesai pada tahun 2017, dan awal tahun 2018 unit sudah bisa dihuni.
Meskipun lokasi 'calon' (masih calon, cing) rumah kami berada di pinggir kota banget (udah udik banget padahal), tapi harganya kurang-lebih sama dengan sebuah unit apartemen tipe studio di Jakarta.
Yaa tapi jangan dibayangin juga harganya. hahahaha
Dengan dana yang terbatas begitu, kami bisa memiliki rumah dengan tanah yang ukurannya lebih luas dari pada unit apartemen.
Selain itu memiliki rumah landed tentunya punya hak penuh atas tanah dan pengelolaannya. Kalau nanti punya anak lagi, dan harus membuatkan kamar. Kami nggak perlu bingung, tinggal renovasi rumah saja. Paling cuma izin ke tetangga-tetangga sebelah. hihihi
Yaa tapi jangan dibayangin juga harganya. hahahaha
Dengan dana yang terbatas begitu, kami bisa memiliki rumah dengan tanah yang ukurannya lebih luas dari pada unit apartemen.
Selain itu memiliki rumah landed tentunya punya hak penuh atas tanah dan pengelolaannya. Kalau nanti punya anak lagi, dan harus membuatkan kamar. Kami nggak perlu bingung, tinggal renovasi rumah saja. Paling cuma izin ke tetangga-tetangga sebelah. hihihi
Sebenernya kalau ngomongin, properti mana yang lebih baik, kita kembali lagi ke kebutuhan dan tujuan membeli properti.
Menurut saya, apartemen sangat cocok bila dijadikan sebagai investasi jangka pendek, karena biasanya berada di lokasi yang prestisius, sehingga lebih mudah disewakan, dan harga sewanya pun cukup tinggi. Dengan nilai yield mencapai 10% - 15%.
Jika berminat memiliki apartemen, hal yang perlu menjadi perhatian selain fasilitas yang ditawarkan adalah sarana parkir, ketersediaan air dan gas, sistem keamanan, serta sistem penanggulangan bencana seperti kebakaran dan gempa bumi.
Bila proyek apartemen tersebut belum dibangun, selidiki dulu pengembang dan pengelola proyek apartemen tersebut. Ini akan menentukan, kualitas bangunan yang kita tinggali akan aman, juga baik pengelolaannya.
Tanyakan lebih jelas mengenai surat-surat kepemilikan tanah, dan pembangunan proyek, apakah apartemen tersebut berdiri di tanah hak milik pengembang, atau bekerja sama dengan pemerintah. Jangan sampai kita dirugikan oleh pengembang-pengembang nakal.
Rumah atau Apartemen yang penting keluarga bahagia. :D |
Tinggal di apartemen atau rumah landed, masing-masing ada kelebihan dan kekurangannya. Tinggal disesuaikan saja dengan kebutuhan kita, apakah mencari lingkungan dengan privacy dan kemudahan fasilitas. Atau ingin tempat tinggal dengan halaman luas, dengan segala kebebasannya.
Kalau kamu, #TeamRumah atau #TeamApartemen nih??
Sharing pendapat kamu juga yaa :D
ABOUT THE AUTHOR
Anggun Fuji
A Wife | An Engineer | Love to talk about Home Decor, Lifestyle and Beauty Things (♥ω♥ )
Aku lebih suka rumah dengan halaman supaya bisa ditanami pohon dan bunga. Btw Infografisnya keren.
BalasHapusHihihi Samaan mbak, terima kasih mbak XD
HapusKalo saya masih team apartemen yang menginginkan bisa jadi team rumah mba :), nice sharing
BalasHapusaku lbh seneng apartemen... alasannya 1, ga perlu terlalu bersosialisasi dgn penghuni kanan kiri ;p.. beda kalo di rumah, yg harus basa basi ama tetangga :D.. jujurnya aku ga gitu seneng kalo hrs basa basi gitu mbak... dulu aku dan suami di apartment juga.. tp akhirnya pindah ke rumah krn suami mikir anak2 hrs belajar sosialisasi, jgn sampe kyk aku ;p. terpaksa deh pindah, dan apartmen kita di sewain aja..
BalasHapusWaini..... aku juga dulu tertarik mau beli apartemen karena kurang suka gosip-gosip tetangga. Makanya lebih seneng ngantor daripada ngerumpi di posyandu. XD
HapusKalau untuk onvestasi sebaiknya apartemen. Tapi kalau untuk tinggal lama, aku sih milih di rumah aja, mba :)
BalasHapusWah, great info buat pasangan baru. Kadang suka galau mau nabung buat rumah atau apartemen karena dua-duanya juga bujetnya besar haha.
BalasHapusThank you for sharing :)
www.zeillamudev.com
saya juga dulu bingung, karena harga apartment di pinggir kota bisa lebih murah atau sama dengan rumah tapak (pastinya lokasi lebih jauh).
HapusTapi kembali lagi sih ke kebutuhan kita. Terima kasih sudah mampir :)
Aku team rumah, tapi mau punya apartemen jg buat investasi :D tapi kalau bisa apt yg ditengah kota biar gampang :D
BalasHapushihihi lumayan yaa buat investasi. Bikin kontrakan di daerah yang banyak pabrik juga lumayan menjanjikan lho mba :D
HapusAku milih apartemen..kalo boleh milih. Tapi dikasi rumah juga gak nolak
BalasHapuspertimbangan yang baik nih.. Tapi kayanya aku tetep lebih pro sama apartemen karena lebih praktis hihi
BalasHapuswww.jennitanuwijaya.com