Tahun Ke 3

Hiruk pikuk kesibukan mempersiapkan pernikahan, tak terasa Tahun 2015 memasuki bulan April. Ya, di bulan april 3 tahun yang lalu ini ada hari yang special buat kami. Sebenernya kalo dikatakan sengaja dibikin peringatan sih nggak juga. Toh waktu itu kami juga nggak ngeh banget kalo itu adalah tepat tanggal 29 April. Yang pasti kami pahami hanyalah, kami memulai cerita ini.

Jadilah tanggal 29 April itu baru ngeh karena melihat kalender, dan pengen juga diingatkan hari pertama kami memulai cerita. Kalau melihat kebelakang sih, 3 tahun yang lalu itu singkat banget jadiannya. Si mamas cuma ngomong "Saya suka kamu" dan saya berkata "Saya juga suka". Nggak ada kata-kata penembakan apalagi nanya "Mau nggak jadi pacarku?" kayak abg kemarenan.

Satu yang saya ingat, kira-kira 6 bulan setelah kami jadian, di atas bale-bale teras rumah, Si Mamas berkata, "Kita menikah yuk! Kamu mau nggak nikah sama aku?" dan dengan nuansa kasmaran karena baru-barunya jadian, baru-barunya abis berantem (waktu itu) saya langsung meng-iya kan ajakan si Mamas. Beberapa waktu kemudian, saya diberitahu bahwa mamas telah menyampaikan maksud rencananya itu kepada Sang Ibunda.

3 tahun berpacaran tentunya ada pasang-surutnya, ada berantem-berantemnya juga, bahkan sempet putus walau cuma 2 hari trus abis itu balikan lagi. hahahaha. (sampe sekarang masih saya simpen surat itu, biarin jadi kenang-kenangan kalo udah menikah nanti :P)

Nah, Anniversary ke 3 ini kami ingin sekali menghabiskan waktu sehari bersama. Terlebih setelah saya resign dari kantor yang lama, intensitas pertemuan kami benar-benar seperti kekasih yang LDR. LDR 30 KM saja cin! Hhahahahaha. Namun karena jadwal kerja kami mepet, selain itu tanggal 1 Mei nanti, sahabat kami juga akan menikah, mamas menyarankan agar perayaan anniversary nya barengan aja. Saya sih bukan gimana-gimana, hanya saja dengan mempertimbangkan jarak tempuh ke lokasi pernikahan sahabat itu sendiri saja sudah cukup menguras tenaga. Bagaimana bisa menikmati waktu bersama kalau waktu dan tenaga saja sudah habis di jalan?

Ceritanya, tanpa sepengetahuan saya, Mamas beniat mengambil cuti. Dan akhirnya beliau cerita kepada saya, bahwa dia mengambil cuti, niatnya sih mau surprise. :P Hehehehe That's sweet. Really sweet. Saya tau sekali, mamas adalah tipikal orang yang sangat menghargai waktu libur. Terlebih karena jadwal kerjanya shift, mamas biasanya hanya menukar jadwal kerjanya dan tidak mengambil cuti, agar cuti bisa dinikmati benar-benar untuk liburan.

Mengetahui mamas ingin mangambil cuti, saya pun ingin mengambil cuti juga. Tidak fair rasanya kalau mamas mengorbankan 1 hari cutinya sedangkan saya mencurahkan perhatian ke kantor. Namun karena berbagai pertimbangan, akhirnya saya membatalkan mengambil cuti. And... there's a message on my YM that he said ,
"Jika bertahun-tahun kemudian kita berantem, atau aku juga sedang keras kepala. Ingat-ingatlah hari-hari ini, yaa...
Aah, baca kayak gini udah cukup bikin saya berlinangan air mata. :')

Insya Allah, semoga saya bisa menjadi istri yang baik untukmu mas. 

Sambil saya menulis ini lagu Tic Band - Terbaik Untukmu mengalun. 
"Jangan kau pergi dariku, bila waktuku sedikit untukmu. Setiap hembusan nafasku, ku lakukan yang terbaik untukmu.".
Meski kami hanya melewati malam yang singkat, namun waktu adalah kado terbaik yang pernah diberikan seseorang. Percayalah. :)

Share this:

ABOUT THE AUTHOR

Anggun Fuji
A Wife | An Engineer | Love to talk about Home Decor, Lifestyle and Beauty Things (♥ω♥ )

0 komentar :

Posting Komentar