Belakangan ini saya mulai banyak berpikir tentang menikah. Undangan Walimatul Ursy (resepsi pernikahan-red) baik dari teman-teman saya maupun teman-teman pacar juga sudah banyak diterima. Yah memang untuk manusia se-usia saya ini sudah pantas memasuki jenjang pernikahan sih.
Kemarin di akhir tahun 2013, pacar saya bertanya, "Apakah kamu yakin dengan saya?"
Bagi saya, menikah bukan hanya legalisasi urusan seks, atau sekedar mendapatkan lisensi hidup satu atap. Seperti dalam agama yang saya anut, menikah adalah ibadah. Saya pun ingin melakukan pernikahan atas dasar ketaqwaan saya kepada Tuhan. Bukan sekedar seperti anak sekolah, yang menikah cuma karena sudah lama berpacaran. Menikah adalah cara untuk menyempurnakan ibadah dan ketaqwaan kita kepada Tuhan. Hingga apapun yang dilakukan oleh sepasang manusia dalam ikatan pernikahan, dinilai sebagai ibadah, bahkan ketika jari-jemari saling terkait maka berguguranlah dosa diantara keduanya. Uhh sungguh indah, bukan? (kedengaran seperti kompor akun twitter ya? :P)
Sempat berbagai keraguan dan ketakutan menghantui kami. Beragam kekhawatiran banyak membayangi. Kata orang, memang begitulah jika kita meniatkan untuk menuju ridhaNya, selalu ada rintangan yang menghadang. Namun hanya memohon kepada Allah Sang pemilik cinta yang sesungguhnya lah kita semestinya berdoa dan berserah.
Saya sangat bersyukur hingga saat ini, saya ditemani seorang pria yang begitu penyabar, smart, dewasa, yang mencintai saya apa adanya, yang mampu menundukan keangkuhan feminisme saya (saya mengakui! :D ) dan saya bahagia bersamanya. Terima kasih, Yaa Rabb, telah mempertemukan kami :)
Tulisan ini rencananya di posting saat ulang tahun saya 23 Januari lalu, berhubung ada berbagai kendala, barulah di post sekarang :P hiihihihi~
Sempat berbagai keraguan dan ketakutan menghantui kami. Beragam kekhawatiran banyak membayangi. Kata orang, memang begitulah jika kita meniatkan untuk menuju ridhaNya, selalu ada rintangan yang menghadang. Namun hanya memohon kepada Allah Sang pemilik cinta yang sesungguhnya lah kita semestinya berdoa dan berserah.
Saya sangat bersyukur hingga saat ini, saya ditemani seorang pria yang begitu penyabar, smart, dewasa, yang mencintai saya apa adanya, yang mampu menundukan keangkuhan feminisme saya (saya mengakui! :D ) dan saya bahagia bersamanya. Terima kasih, Yaa Rabb, telah mempertemukan kami :)
Tulisan ini rencananya di posting saat ulang tahun saya 23 Januari lalu, berhubung ada berbagai kendala, barulah di post sekarang :P hiihihihi~
ABOUT THE AUTHOR
Anggun Fuji
A Wife | An Engineer | Love to talk about Home Decor, Lifestyle and Beauty Things (♥ω♥ )
0 komentar :
Posting Komentar