Internet Share atau Dedicated

Beberapa hari ini di linimasa twitter sedang heboh dengan 'padam' nya koneksi internasional dari salah satu provider telekomunikasi. Provider yang sedang gencar-gencar nya promosi 'anti lelet' itu jadi sasaran keluhan pelanggannya di media sosial. Padahal kejadian yang terjadi beberapa hari ini bukan karena kesalahan human error atau equipment di Data Center nya. Tapi salah satu koneksi backbone fiber optik yang terputus akibat tertimpa jangkar kapal di laut, dan notabene juga memang digunakan provider-provider lokal sebagai koneksi akses ke luar negeri. Singkatnya kemaren itu musibah untuk seluruh internet service provider lokal :D


Emang dasar warga twitter, ngoceh & ngegosip mulu. hihihi~. Malah ada yang mulai membanding-bandingkan provider lokal & provider di luar negeri. Bikin gue jadi gregetan. hahahaha. Bahkan Menteri Komunikasi dan Informatika sampe turun tangan memberi penjelasan gangguan. Weleh-weleh *si komo lewat* (apa coba?) Nggak semua yang di luar sana lebih baik dari yang di dalam negeri koq. Setiap perusahaan telekomunikasi pasti memiliki kebijakan sendiri tentang IT Service Manajemennya apa lagi yang berhubungan langsung dengan layanan dan customer.

Well, supaya lebih paham lagi tentang paket layanan telekomunikasi yang kita gunakan, yuk disimak istilah dalam layanan paket internet di bawah ini.:

Up To / Internet Share
Saat ini kita sering membaca atau mendengar paket berlangganan internet dengan embel-embel up tp 7.4 Mbps, terdengar sangat WOW sampe boleh koprol. (hehehehe) Bagi sebagian orang, mungkin sudah mengerti maksudnya, namun kebanyakan orang awam menganggap, bahwa paket layanan yang dijual dengan harga murah tsb memiliki kecepatan akses yang dahsyat. Namun ketika menggunakan dan tidak mendapatkan hasil seperti yang dibayangkan, mereka-pun ramai-ramai protes dan menuduh si provider berbohong. Nah disinilah salah kaprahnya, sebenarnya ini masalah mempertemukan bahasa teknis dengan bahasa marketing agar memiliki nilai jual yang tinggi. 

Pengertian up to / burstable sebenarnya adalah pada saat traffik internet di provider tersebut tidak padat maka bandwidth paket tersebut akan menggunakan jalur yang kosong tadi sehingga kecepatannya bertambah tinggi/cepat, namun saat trafik kembali padat maka kecepatannya akan kembali menurun sesuai jatah awalnya. Misalnya up to 7.4 Mbps, pada saat trafik kosong, maka kecepatan akses paket tersebut bisa mencapai maksimal 7.4 Mbps, walaupun mungkin sisa bandwidth masih banyak namun sudah di set di 7.4 Mbps saja. 

Namun, kadang dalam iklan tidak disebutkan batas minimum bandwidth yang dijamin provider, sehingga konsumen tidak mengetahui batas minimum kecepatan aksesnya. Dengan demikian, jika pelanggan hanya mendapatkan kecepatan akses 12 kbps, yaa... sah -sah saja, dan provider tidak bisa disalahkan, karena provider menjual "up to" dan 12 kbps masih berada dalam range paket layanannya.

Biasanya paket "up to" ditemukan untuk layanan data seluler, dan tidak ada SLA untuk paket ini. Sehingga agak sulit meminta kompensasi jika terjadi kerugian pelanggan, karena tidak ada perjanjian kerjasama. Percuma ngambek-ngambek bilang "modem bapuk!" "provider x bohong!" Yaah namanya juga pake bandwidth nya bareng-bareng dengan puluhan juta pelanggan lainnya. :P . 

Dedicated Line
Layanan premium yang muahal dengan kecepatan & bandwidth nya dijamin pasti pas ukuran. Dengan rasio 1:1 (1 link untuk 1 pelanggan) dapat berupa leased line, akses DSL (HSMA), dedicated VSAT, akses radio, maupun teknologi lainnya, sesuai lokasi, posisi, dan kebutuhan customer.

Intinya kecepatan akses yang didapat dengan yang ditawarkan dijamin sesuai garansi. Misalnya layanan yang di jual sebesar 1 Mbps, ya bener, 1 Mbps. Walau penawaranya cuma 1 Mbps, tapi jangan dibandingin dengan yang paket share yah, paket layanan ini dijamin wuzz... wuzz... karena kecepatanya beneran 1 Mbps. :D

Biasanya dalam penyelenggaraan layanan ini diperlukan Service Level Agreement (SLA) sebagai dasar operasional layanan. Sebelum instalasi, provider akan melakukan survey utk pengukuran, dan ketersediaan jaringan, serta kemampuan provider utk melayani lokasi tersebut. Hal ini sangat diperlukan dalam membuat draft SLA. Dan selanjutnya dilanjutkan dengan negosiasi dengan masing-masing account manager / account executive nya. hihihihi~ Biasanya layanan ini target marketnya adalah corporate atau reseller. 

SLA (Service Level Agreement)

Dari tadi ngomong SLA mulu yaa... sebenernya apa sih yang dimaksud dengan SLA??

Dalam layanan telekomunikasi, SLA atau Service Level Agreement adalah kesepakatan kerjasama (berlangganan)  antara pelanggan dan provider. SLA ini biasanya dibuat dalam bentuk dokumen aktif yang dapat direvisi setelah diadakannya perjanjian kerjasama antara provider dan pelanggan. Dokumen kesepakatan ini tidak menghapus kebijakan dan prosedur dari perusahaan.

Dokumen SLA biasanya berisi tentang waktu opersional layanan, ketersediaan jaringan, dukungan pelanggan, batasan dan fungsi  tingkatan layanan, keamanan, biaya langganan, garansi layanan, MTTR (Main Time To Repair) dan penanganan gangguan. 

Sebenernya masih terlalu pendek untuk membahas tentang SLA nih. Tapi untuk lebih lanjut mengenai IT Service Management & SLA akan gue bahas lain waktu. Lumayan juga ngetiknya. hahahaha. Semoga dapat dipahami ya... :D Terimakasih sudah membaca!

Share this:

ABOUT THE AUTHOR

Anggun Fuji
A Wife | An Engineer | Love to talk about Home Decor, Lifestyle and Beauty Things (♥ω♥ )

0 komentar :

Posting Komentar