Bagaimana harus menuliskannya ya???
Sepasang sepatu berwarna putih biru masih berada di atas meja, terbungkus dalam tas kertas berwarna hitam. Hadiah terakhir yang gue terima darinya di hari ulang tahun, setelah hampir 2 tahun kami memadu kasih. Aku masih menggenggam sepucuk surat yang dia sampaikan sore ini. Setelah pelukan terakhir kami, setelah ia berpamitan dengan orang tuaku.
Sedih, kalut, marah, kecewa, malu bercampur.
"Lalu aku harus bagaimana? Tak bisakah kita perbaiki lagi?"
"Apa yang harus aku katakan pada orang tua ku juga orang tua mu?"
"Lalu aku harus bagaimana? Tak bisakah kita perbaiki lagi?"
"Apa yang harus aku katakan pada orang tua ku juga orang tua mu?"
Aku hanya mampu terdiam.
Malam itu, kami bersama pergi ke Masjid, dimana pertama kalinya aku menggantungkan harapan dan mimpi pada Rabb-ku, untuk kehadirannya.
Allah Maha Mengetahui, bahwa kami sudah berusaha, berjuang dalam ujian ini, maka aku merelakannya. Aku mencintainya, namun cinta ini tidak ku tempatkan diatas keyakinanku pada Rabb-ku. Hanya kepada-Nya lah aku berlindung dan berserah, dari semua keburukan dan rasa sedih ini. Hanya kepada Rabb-ku aku memohon kekuatan.
Terima kasih, Yaa Rabbi, telah menjagaku dari rasa kecewa
Terima kasih, Yaa Rahiim, telah mengasihi kami
Terima kasih, telah mempertemukan kami, dan anugerah yang Kau berikan kepada kami.
Ampunilah dosa-dosa kami.
Karena kucintainya karenaMu, aku melepasnya karenaMu juga..
Allah Maha Mengetahui, bahwa kami sudah berusaha, berjuang dalam ujian ini, maka aku merelakannya. Aku mencintainya, namun cinta ini tidak ku tempatkan diatas keyakinanku pada Rabb-ku. Hanya kepada-Nya lah aku berlindung dan berserah, dari semua keburukan dan rasa sedih ini. Hanya kepada Rabb-ku aku memohon kekuatan.
Terima kasih, Yaa Rabbi, telah menjagaku dari rasa kecewa
Terima kasih, Yaa Rahiim, telah mengasihi kami
Terima kasih, telah mempertemukan kami, dan anugerah yang Kau berikan kepada kami.
Ampunilah dosa-dosa kami.
Karena kucintainya karenaMu, aku melepasnya karenaMu juga..